Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa PDF Full Episode

2 min read

sinopsis novel hafalan shalat delisa

Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa akan kami bagikan disini. Bagi kalian yang penasaran dengan novel satu ini, simak terus ulasan lengkapnya di bawah ini sampai akhir.

Hafalan Shalat Delisa adalah novel fiksi dengan tema religi karya Tere Liye. Novel ini pertama kali terbit tahun 2007. Menceritakan mengenai peristiwa Tsunami Aceh di tahun 2004. Peceritaannya fokus kepada sudut pandang anak berumur 6 tahun yang bernama Delisa.

Novel yang memiliki latar di Nanggroe Aceh Darussalam ini menjadi tanda debut Tere Liye sebagai pengarang. Di tahun yang sama, Tere Liye juga menerbitkan novelnya yang kedua dengan judul Mimpi-Mimpi Si Patah Hati.

Tema Tsunami yang di ambil Tere Liye ini di nilai tepat sekali. Karena novel tersebut ada kaitannya dengan bencana yang barusan terjadi satu tahun sebelumnya. Apalagi, sudut pandang cerita tersebut fokus di ketakutan gadis cilik yang melihat langsung kejadian Tsunami Aceh.

Kepopuleran novel pertama Tere Liye menjadikan Kharisma Starvision Plus tertarik mengangkatnya ke layar lebar. Enam tahun sesudahnya, tepatnya 2011, cerita yang ada di novel tersebut diadaptasi jadi film. Sony Gaokasak merupakan produsernya.

Tidak hanya baca Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa saja, namun kalian perlu baca juga karya Tere Liye lainnya yang bagus untuk dibaca yaitu Sinopsis Novel Rindu Tere Liye, Kisah Cinta Sejati jangan sampai kelewatan keseruannya.

Sinopsis Novel Hafalan Shalat Delisa

Novel ini menceritakan mengenai gadis kecil berumur 6 tahun yang adalah anak bungsu di keluarganya. Nama gadis kecil tersebut yaitu Delisa. Ia mempunyai tiga saudara yaitu Cut Zahra, Cut Fatimah, dan Cut Aisyah. Delisa tinggal pada Aceh, tepatnya pada Lhok Nga.

Pada Lhok Nga Delisa tinggal tanpa seorang ayah, hanya bersama Umi dan tiga orang saudaranya tersebut. Ayah Delisa bekerja di suatu kapal sebagai mekanik yang secara otomatis tidak di rumah tiap hari. Biasanya berbulan-bulan Ayah Delisa baru balik ke rumah.

Akan tetapi, seminggu sekali tentunya sang Ayah menelpon rumah guna mengobati rasa rindunya kepada keluarga yang ia tinggalkan pada Lhok Nga. Suatu ketika Delisa memperoleh tugas dari sekolahnya.

Tugasnya yaitu menghafal bacaan shalat. Delisa makin rajin menghafal bacaan shalatnya pada saat sang Umi memberikan janji akan membelikan Delisa kalung apabila Delisa sudah lulus tes bacaan shalat yang sekolahnya selenggarakan tersebut.

Delisa pun dengan giat menghafal bacaan-bacaan shalatnya tiap hari. Sampai tiabb di tanggal 26 Desember 2004, ia dan teman-temannya menyetorkan bacaan shalat tersebut pada ibu guru. Pada saat Delisa mulai membacakan hafalannya di depan guur dan orang tua yang turut mendampingi anak-anaknya, kondisi mulai berubah. Gaduh, riuh, tak karuan, teriakan dan getaran bumi dahsyat mengiringi hadirnya air laut yang naik menuju daratan dengan sangat ganas.

Itu bagaikan tangan raksasa yang membuat hancur semua yang ia temui. Bencana itu merupakan gempa hebat yang di sertai dengan tsunami. Kira-kira 15 ribu orang meninggal pada bencana tersebut, termasuk Ummi dan kakak-kakak Delisa.

Delisa selamat namun terluka parah. Ia tersangkut pada semak belukar. Siku kanana patah dan kaki terjepit pada tengah bebatuan. Gadis kecil melihat banyak bangkai dan bau mayat yang menyayat hidung serta perasaan. Enam hari lamanya Delisa terjebak di tempat itu. Ia ditemukan oleh seorang prajurit yang bernama Smith yang membawa prajurit itu memeluk Islam sebab melihat Delisa bercahaya.

Keadaan tidak menentu dan banyak korban jiwa berjatuhan mengantarkan Abi pada Delisa sesudah penantian lama. Delisa dan Ayahnya akhirnya berjumpa dengan kondisi haru dan menyentuh Delisa bercerita seperti anak kecil yagn tida mengetahui apapun.

Bencana tidak menghilangkan keceriaannya. Termasuk ketika kaki kanan Delisa harus di amputasi. Seluruhnya tidak membuat Delisa murung. Dengan Ayahnya menata ulang kehidupan baru tanpa Umi dan kakak-kakak Delisa.

Suatu saat, Delisa melihat ada pantulan cahaya yang membuat silau mata dan mengganggu penglihatan dirinya. Tidak di sangka, pantulan tersebut adalah pantulan kalung berhuruf D. Pantulan tersebut ada pada genggaman tangan Uminya sendiri yang ia temukan sudah meninggal dunia.

Akhir Kata

Demikianlah sinopsis novel Hafalan Shalat Delisa yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini. Jika kalian penasaran dengan cerita lengkapnya, silahkan langsung baca di aplikasi baca novel favorit kalian. Semoga bermanfaat.